^Ketika
kita hidup di dunia, sesungguhnya suatu kesempatan emas bagi kita untuk dapat
menikmati getaran-getaran cinta yang begitu indah. Betapa nikmatnya gelombang
cinta yang menghampiri kita. Begitu mesranya anugerah ini ketika muatan-muatan
cinta dalam hati berosilasi sempurna dalam medan cinta (hati). Oh cinta,
seindah waktu engkau dilahirkan. Betapa uniknya cinta, saat energi cintamu
bergetar merdu, dengan getaran yang merambat begitu santun meraba hatiku.
Kehadiranmu cinta, tiada kusangka dan bila engkau pergi, kepergianmu selalu
menyapa.
^Cinta,
meski engkau tiada dapat kupandang, namun keberadaanmu terasa mesra,
merangkulku, penuh kelembutan dan keindahan. Oh cinta, betapa bijaknya engkau,
menentramkan hatiku ketika muatan-muatan cinta ini bergerak acak membuat risau
nan galau, kehadiranmu begitu menghibur saat partikel-partikel hatiku tak lagi
tersenyum. Cinta, betapa mulianya engkau ini, tercipta dengan mahkota anugerah
keindahan.
^Mungkin tak akan pernah aku merasakan betapa pentingnya keluarga, sahabat, lingkungan dan semesta. Jika kau tak hadir menyapaku. Andai saja engkau tak menumbukku dengan mesra, mungkin tak pernah aku mengenai penciptamu. Ketika engkau menyelinap membisikan jiwaku, mungkin aku akan terus tenggelam dalam badai kerisauan, kegalauan, dan kerugian. Badai yang akan membawaku pada kemusnahan yang sia-sia. Dan bila energi-energimu tak memelukku, mungkin tak akan pernah jiwa ini tersenyum padamu.
^Mungkin tak akan pernah aku merasakan betapa pentingnya keluarga, sahabat, lingkungan dan semesta. Jika kau tak hadir menyapaku. Andai saja engkau tak menumbukku dengan mesra, mungkin tak pernah aku mengenai penciptamu. Ketika engkau menyelinap membisikan jiwaku, mungkin aku akan terus tenggelam dalam badai kerisauan, kegalauan, dan kerugian. Badai yang akan membawaku pada kemusnahan yang sia-sia. Dan bila energi-energimu tak memelukku, mungkin tak akan pernah jiwa ini tersenyum padamu.
^Oh
cinta, sekiranya hidupku lebih dari seratus abad, tak akan pernah dapat
membayar jasa indahmu. Sungguh bayang-bayangmu yang menyelimuti dinginya
hatiku, menghangatkan jiwaku dari kekhawatiran dan ketakutan. Percikan-percikan
embun kasih sayangmu, menjernihkan pikiran dan hatiku sejernih embun pagi.
Cinta, meski keberadaanmu terkadang menjadikan ujian bagiku, namun sesungguhnya
itulah kasih sayangmu, kecintaanmu yang mengantarkanku menjadi lebih baik,
lebih menghargai akan hidup dan alam ini.
^Oh
cinta, betapa aku berterima kasih akan jasa-jasa mesramu, karena engkau
merabaku dengan indah, menjadikanku mengenal siapa CINTAKU, siapa RASUL dan
TUHANKU <ROBBUL'AALAMIEN>.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar